Renungan di Hari Pendidikan Nasional

Pada hari Pendidikan Nasional ini saya teringat di penghujung tahun 2010, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan tentang pembangunan karakter bangsa. Setidaknya soal karakter ini diingatkan SBY saat peresmian Pemancar Televisi Digital TVRI di Auditorium TVRI Stasiun Nasional, Jakarta, Selasa (21/12) sore dan esoknya pada peringatan Hari Ibu di TMII. “Dalam era globalisasi, demokrasi, dan modernisasi dewasa ini, watak bangsa yang unggul dan mulia adalah menjadi kewajiban kita semua untuk membangun dan mengembangkannya,” kata Presiden SBY  di TVRI. Dia menekankan bahwa character building penting, sama dengan national development yang harus terus menerus dilakukan.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli Perkembangan dan Perilaku Anak dari Amerika bernama Brazelton menyebutkan bahwa pengalaman anak pada bulan dan tahun pertama kehidupannya sangat menentukan apakah anak ini akan mampu menghadapi tantangan dalam kehidupannya dan apakah ia akan menunjukkan semangat tinggi untuk belajar dan berhasil dalam pekerjaannya. Karena itu memanfaatkan masa emas anak untuk memberikan pendidikan karakter yang baik bagi anak sangatlah penting sehingga anak bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupannya di masa mendatang.

Sedangkan dalam orasi ilmiahnya yang berjudul “Disiplin Pajak Sebagai Faktor Utama Keberhasilan Pemungutan Pajak di Indonesia” pada acara Penerimaan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Hukum Pajak pada Fakultas Hukum Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Jumat (4/12)., Prof. Wiratni Ahmad menyebutkan bahwa pentingnya pemahaman atas pengertian pajak dapat menimbulkan kesadaran pajak (tax consiousness). Hal ini terutama melalui jalur pendidikan yang terencana dengan baik dimulai sejak usia dini hingga generasi muda mendatang sehingga mereka mempunyai pemahaman pengetahuan pajak yang baik. Namun kesadaran pajak saja belum cukup, harus pula diupayakan menjelma menjadi disiplin pajak.

Dengan demikian peranan pendidikan anak usia dini untuk membentuk kesadaran pajak menjadi penting. Hal ini disadari pula oleh Ditjen pajak yang bersama KidZania mengadakan coaching clinic bertema Sosialisasi Pajak Untuk Anak-Anak di Pasific Place, SCBD, Jakarta. Pada acara tersebut Ditjen Pajak berupaya  mengubah sikap masyarakat umum tentang tugas pajak dan tanggung jawab warga negara selaku wajib pajak.

Anak-anak sebagai pembayar pajak masa mendatang, memang penting untuk dilakukan edukasi pajak. Hal ini bertujuan untuk mendorong sikap positif tentang tanggung jawab setiap warga negara kepada negara dan untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang berbagai hal yang terkait dengan pajak, serta manfaatnya untuk masyarakat.

Perbaikan sistem perpajakan nasional tidak melulu dimulai dari Ditjen Pajak yang sedang berusaha membersihkan dirinya dari berbagai skandal perpajakan tetapi juga dari kita sebagai wajib pajak untuk mengubah pandangan kita terhadap pajak dan tentunya juga tentang pemanfaatan pajak sebagai alat untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia dan cara pengawasannya. Pada hari Pendidikan Nasional ini sebaiknya kita merenungkan ini dalam eksistensi kita sebagai warganegara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *